Artikel

Kamis, 06 Desember 2012

‘ANTHONY GIDDENS’ : END OF SOCIALISM VERSUS CAPITALISM ?



Anthony Giddens



Ditulis oleh: Nur Bintang*


Anthony Giddens seorang sosiolog besar Inggris abad 21
Di saat aktivis kampus hingga para ilmuwan sosial asyik berdebat mengenai sosialisme melawan kapitalisme sebagai dogma (keyakinan) lama maka justru Giddens menawarkan alternative baru  The third way” alias “jalan ketiga” untuk menengahi perdebatan yang tidak berkesudahan mengenai pertengkaran golongan sosialis dan golongan kapitalis. Paham sosialisme di negara-negara industri maju kapitalis kerap dianggap sebagai momok yang harus dibersihkan karena paham sosialis membuat kinerja para pengusaha menjadi tidak nyaman dengan aksi pemogokan buruh yang bisa membuat pengusaha menuju pada ambang kebangkrutan karena berhentinya kegiatan produksi dan begitu juga sebaliknya paham kapitalis dianggap momok oleh negara-negara berkembang penganut sosialisme yang dimana perjuangan buruh menuntut kenaikan upah yang layak sesuai standart kebutuhan hidup mereka kepada para pemilik modal (pengusaha) yang dianggap banyak mendapatkan keuntungan dari tenaga para buruh ketika menjalankan kegiatan produksi perusahaan. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan sosialisme dan kapitalisme semua masalah hanya terletak kepada distribusi pendapatan yang tidak adil dan tidak merata serta saling tidak menguntungkan diantara keduanya. Ketidakpatutan dapat terjadi ketika golongan sosialis dan golongan kapitalis, masing-masing mengklaim dirinya yang paling benar sehingga menjadi segolongan fanatik yang cenderung frontal mengabaikan satu dengan yang lain itulah sebagai suatu hal yang patut untuk dihindari. Tanpa peran pengusaha maka buruh tidak akan dapat memperoleh pekerjaan untuk menafkahi hidup keluarganya serta tanpa peran buruh maka pengusaha tidak akan pernah bisa meraih keuntungan perusahaan yang sedang dijalaninya. Intinya, Giddens berpendapat bahwa perdebatan mengenai sosialisme versus kapitalisme tidak akan memberi jalan solusi untuk damai. Untuk itu Giddens memberikan jalan solusi alternatif dengan melupakan jalan sosialisme (peran sentral negara) yang terbukti gagal dan membenahi jalan kapitalisme (peran pasar) ke arah yang lebih baik dalam memakmurkan kehidupan masyarakatnya!

Anthony Giddens (lahir pada tanggal 8 januari 1938 di Inggris) adalah seorang sarjana jurusan sosiologi lulusan dari Hull University (sebuah universitas kecil di Inggris) karena kesuksesan kiprah intelektualnya ketika melanjutkan studinya di London School of Economic setelah lama mengajar di Leicester University maka karier Giddens melonjak hingga dapat menempati posisi tertinggi di universitas sebagai seorang rektor yang memimpin sebuah lembaga pendidikan yang sangat bergengsi di Inggris bahkan dunia yaitu London School of Economic (LSE) bahkan Giddens sempat menjadi penasihat Perdana Menteri Inggris Tony Blair untuk mengkaji masalah aspek kebijakan sosiologi ekonomi di Inggris. Giddens menawarkan solusi ‘jalan ketiga’ (The third way) yang artinya memilih diantara pilihan untuk mengadopsi sosialisme, kapitalisme, atau campur tangan negara dan pasar bebas. Di saat banyak aktivis yang menentang era pasar bebas justru Giddens menganggap pasar bebas sebagai suatu keharusan karena globalisasi sebagai bentuk akibat pengaruh kemajuan teknologi kemajuan peradaban social manusia yang tidak bisa dihindari ibarat seperti juggernaut (truk besar) yang siap melindas setiap halangan rintangan jalan yang dilalui sehingga globalisasi memiliki makna positif dalam mencapai kemajuan bersama. Giddens berpendapat perlu adanya peran negara dalam membenahi dan membuat regulasi agar kapitalisme tidak serakah mengejar keuntungan materi secara berlebih namun disisi lain Giddens juga berharap agar peran negara juga tidak terlalu berlebihan di dalam mengontrol kebijakan ekonominya seperti pada paham sosialisme dengan siap menerima dengan tangan terbuka setiap investor yang akan menanamkam modal investasi di negaranya. Selain itu, menurut Giddens bahwa otoritas negara di dalam pengelolaan negara harus lebih mengedepankan proses demokrasi di dalam setiap pengambilan keputusan yang harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyatnya (negara harus dapat menjadi rekan partner dengan rakyatnya).

Globalisasi memiliki pengaruh yang besar di dalam proses transformasi social, ekonomi, dan politik di seluruh negara-negara dunia. Menurut Giddens, globalisasi menciptakan masyarakat yang penuh resiko (ketidakpastian) karena terjadi perubahan tradisi-tradisi sosial di dalam masyarakat dan demokrasi bisa digunakan sebagai kunci untuk mengendalikan ketidakpastian dunia. Giddens berpendapat peran negara dan sekat-sekat batasan antar negara akibat pengaruh globalisasi maka menjadikan dunia semakin tidak terbatas dan tidak terkendali. Giddens biasa menyebutnya dengan istilah runaway world atau "dunia lepas kendali yang berlari cepat." Hilangnya sekat batasan negara akibat pengaruh globalisasi maka menciptakan iklim pasar bebas yang melintasi batas antar negara tanpa terkecuali. Mau tidak mau negara harus meletakkan demokrasi sebagai panglima hingga pada akhirnya suatu negara harus mau berurusan dengan lembaga-lembaga internasional untuk menyepakati aturan perdagangan internasional untuk mengendalikan dunia akibat pengaruh globalisasi dan hal ini secara tidak langsung juga akan mengurangi fungsi dan peran negara yang bersangkutan di masing-masing negara. Pasar bebas turut andil membesarkan lembaga-lembaga perdagangan internasional untuk membuat aturan kesepakatan internasional yang wajib ditaati oleh semua negara-negara anggota dalam lingkup komunitas internasional. Kita bisa lihat betapa kuatnya pengaruh lembaga internasional seperti World Bank, WTO (World Trade Organization) dan IMF (International Monetery Found) dalam mendikte kebijakan-kebijakan ekonomi terhadap negara-negara anggotanya, termasuk negara Indonesia maka dari itu teori Giddens acapkali dituduh oleh para aktivis kiri (Marxis) sebagai bentuk dalih untuk melegitimasi gagasan Neo-Liberalisme yang lebih menguntungkan kepada negara-negara industri maju kaya ketimbang negara-negara miskin berkembang.


Aksi para aktivis sosial yang menentang kebijakan WTO


Teori Strukturasi dari Anthony Giddens
Giddens mengembangkan sebuah teori strukturasi yang sangat mengguncang dunia bahkan sangat memberi andil pengaruh konstruk pemikiran baru kepada para akademisi ilmuwan social di seluruh dunia. Teori strukturasi yang membahas ruang dan waktu serta mencari titik temu diantara dualisme ‘struktur’ dan ‘agensi’. Maksud ‘struktur’ disini adalah kondisi social yang sedang atau sudah terjadi sedangkan maksud dari ‘agensi’ adalah aktor-aktor yang memainkan peran social di dalam struktur tersebut yang dimana hubungan kaitan ‘struktur’ dan ‘agensi’ belum menemukan titik jalan temu. Teori strukturasi dari Giddens berusaha mencari solusi jalan keluar titik temu dari dualisme ‘struktur’ dan ‘agensi’. Giddens memandang hubungan pelaku (tindakan) dan struktur sebagai hubungan dualitas (saling terkait) dan bukannya dualisme (tidak saling terkait) bahwa prinsip-prinsip struktural itu terdiri dari tiga hal yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain yakni: struktur signifikansi yang berkaitan dengan dimensi simbolik dan wacana, struktur dominasi yang mencakup dimensi kekuasaan (politik) dan barang (ekonomi), struktur legitimasi menyangkut peraturan normatif dalam tata hukum. Reproduksi social berlangsung melalui dualitas struktur dan praktik social. Wujud konkrit dari prinsip-prinsip structural itu dapat dilihat dari hubungan signifikan antara struktur dan agensi dalam wujud institusi masyarakat modern saat ini seperti perusahaan/instansi negara sebagai struktur dan profesionalisme kerja karyawan atau pegawai sebagai agensi yang menjalankan kegiatan praktik social sehari-hari. Unsur dominasi akan terlihat jika pimpinan perusahaan/instansi yang memiliki kekuasaan dan kekuatan ekonomi membuat pengawasan dan aturan ketat budaya kerja dan bagi karyawan/pegawai yang melanggar aturan akan dikenai sanksi sesuai aturan hukum yang sudah dilegitimasi oleh perusahaan/instansi yang bersangkutan. Karyawan dan pegawai sebagai 'agensi' pada suatu saat akan mampu beradaptasi dan memiliki kesadaran praktis dengan agenda struktur perusahaan/instansi negara ketika menjalankan fungsi peranannya dalam kegiatan praktek sosial sehari-hari. (Perihal aplikasi teori ini, maka saya dengan kerendahan hati juga masih berguru kepada kakak saya yang dahulu saat menyelesaikan tesis di pascasarjana ilmu politik UGM, beliau melakukan analisa menggunakan teori strukturasi Giddens bahkan berhasil mencetuskan ide original dengan mengkritik kelemahan aplikasi teori strukturasi Giddens di lapangan. Salut untuk kakak saya!)

Teori strukturasi Giddens sebenarnya juga ditujukan untuk mengkritik teori fungsionalisme struktural yang dicetuskan oleh sosiolog dari Universitas Harvard yaitu Talcott Parsons yang dimana pengaruh sistem social masyarakat (dominasi struktur) turut andil dalam mempengaruhi individu. Giddens menentang gagasan fungsionalisme struktural ini karena mendapat pengaruh dari pemikiran sosiolog klasik Max Weber bahwa individu mempunyai keunikan kesadaran akal sehatnya di dalam memaknai setiap tindakan sosialnya secara subyektif terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Giddens juga menolak gagasan strukturalisme yang dicetuskan filsuf  linguistik modern (semiotika) asal Swedia yakni Ferdinand de Saussure dan filsuf post-strukturalisme/post-modern asal Aljazair-Perancis yaitu Jacques Derrida. Giddens berpendapat jika bentuk struktur dari makna tanda tersembunyi tidak mengakui keberadaan subyek dalam bahasa. Giddens sekali lagi beranggapan bahwa struktur adalah seperangkat aturan yang membentuk praktek social. Dualitas struktur dan agensi dapat dikaji melalui pemahaman keterkaitan hubungan yang saling mempengaruhi di antara struktur dengan agensi. Kesadaran praktis menurut Giddens adalah kunci untuk memahami dualitas ‘struktur’ dan ‘agensi.' Teori strukturasi yang dicetuskan Giddens berusaha melihat proses ruang-waktu dualitas diantara struktur dan agensi. Strukturasi Giddens juga dapat memberi pemahaman  kepada agensi di dalam memahami secara subyektif setiap makna tindakan sosialnya di dalam sebuah struktur sehingga pengorganisasian struktur dapat terus berjalan seiring berjalannya ruang dan waktu hingga sampai disaat pada titik kondisi struktur yang telah usang dan tidak layak maka dapat dibenahi kembali oleh agensi sesuai dengan perkembangan praktik social yang layak dan jauh lebih baik. Demikianlah sedikit sekelumit dari point-point penting pemikiran dari sosiolog besar Inggris Anthony Giddens. Untuk lebih memahami pemikiran Giddens secara lebih mendalam, silahkan baca buku-buku yang kebetulan saya jadikan referensi dalam postingan blog saya kali ini. Semoga tulisan saya kali ini dapat sedikit mencerahkan…!!![]

--------------------------------------
*Nur Bintang adalah alumnus pascasarjana sosiologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.


Sumber Referensi:

-Anthony Giddens. (2001). "Dunia Yang Lepas Kendali : Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita". Terjemahan: Andry Kristiawan S. dan Yustina Koen S.  Jakarta. Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama. 
-B. Herry Priyono, (2002). Anthony Giddens Suatu Pengantar. Jakarta. Penerbit: Gramedia Pustaka bekerjasama dengan Program Magister Ilmu Religi dan Budaya, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
-George Ritzer dan Douglas J. Goodman. (2004). "Teori Sosiologi Modern". Jakarta: Kencana.


1 komentar:

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat saya mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk Drs Tauhid SH Msi No Hp 0853-1144-2258. siapa tau beliau masih bisa membantu anda, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..

    BalasHapus