Artikel

Selasa, 15 September 2015

“Antara Nunukan di Indonesia dengan Tawau, Sabah di Malaysia”


Oleh: Nur Bintang*


Saya berada di depan Kantor Konsulat RI di Kota Tawau, Sabah, Malaysia
 
Saya saat melakukan kunjungan dinas ke Kantor Konsulat RI di Kota Tawau, Sabah, Malaysia

Setelah hampir enam bulan saya bertugas di salah satu instansi vertikal pemerintah yang berada di Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Tidak terasa saya saat ini sudah beberapa kali berkunjung ke Kota Tawau di Negara Bagian Sabah, Malaysia Timur. Bagi warga yang berada di kawasan perbatasan di Propinsi Kalimantan Utara yang banyak terdapat pulau-pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia seperti Pulau Tarakan, Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik maka berkunjung ke Malaysia ternyata sudah menjadi keseharian kegiatan ekonomi bagi warga Indonesia di  sekitar perbatasan.

Suasana di dalam Pelabuhan Internasional Tunon Taka, Nunukan menuju ke Tawau, Malaysia

Hubungan warga di perbatasan Indonesia-Malaysia memang terlihat sangat baik dengan ramainya perniagaan diantara kedua pihak. Banyak warga negara Indonesia di perbatasan yang berkunjung ke Malaysia untuk membeli barang-barang kebutuhan ekonomi seperti bahan makanan pokok sehari-hari, alat-alat perkakas rumah tangga dan bahkan ada yang berobat ke Rumah Sakit yang ada di Tawau, Malaysia karena dianggap lebih memadai dari segi fasilitas kesehatannya. Uniknya, untuk beberapa kawasan di perbatasan Indonesia-Malaysia seperti di Pulau Sebatik yang masuk dalam Kabupaten Nunukan masih berlaku dua mata uang sebagai alat penukarnya yaitu rupiah (Rp) dan ringgit (RM).Harga tukar 1 RM hampir setara Rp 3.500,00 (waktu itu).

Perjalanan saya dari Nunukan ke Tawau menggunakan jasa transportasi laut yakni speed boat melalui pelabuhan Tunon Taka di Nunukan dengan rute Indonesia-Malaysia dengan harga tiket beberapa waktu bulan lalu hanya sekitar Rp 250.000,00 bahkan lebih sedikit namun sebelum itu, kita harus menukarkan mata uang rupiah ke dalam mata uang ringgit kepada money changer (penukaran mata uang) yang banyak tersedia di sekitar pelabuhan Tunon Taka, Nunukan. Kita juga harus memiliki paspor yang terlebih dahulu sudah dicap/dilegalisasi oleh petugas imigrasi di pelabuhan Tunon Taka, Nunukan untuk dicap/dilegalisasi kembali ketika nanti sampai di pelabuhan Tawau oleh petugas imigrasi Malaysia bahkan disertai pendataan finger print elektronik bagi para pelawat sebelum memasuki Malaysia. Biasanya perjalanan ke Tawau,Malaysia dari Nunukan menggunakan speed boat yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar dua jam lebih atau bahkan kurang tergantung situasi cuaca dan kondisi gelombang air laut. Ada juga penyedia transportasi menggunakan pesawat terbang dari Tarakan (Indonesia)-Tawau (Malaysia) menggunakan pesawat Mas Wings dari Bandara Internasional Juwata, Tarakan.

Kapal speed boat yang biasa digunakan menuju Malaysia dari Nunukan

 Ketika tiba di pelabuhan Tawau, Malaysia maka kita akan melihat kondisi pembangunan kota di perbatasan negara Malaysia yang jauh berbeda dengan pembangunan kota-kota perbatasan di Indonesia. Kota Tawau yang pada sejarah masa lalunya hanyalah merupakan kota pelabuhan kecil yang pernah menjadi bagian dari wilayah jajahan pemerintah kolonial Kerajaan Belanda hingga akhirnya berhasil direbut oleh pemerintah kolonial Kerajaan Inggris dan hingga kini setelah Malaysia merdeka  terlihat sangat cantik, teratur, bersih, serta banyak berdiri bangunan megah seperti toko-toko perniagaan dan kedai-kedai makanan.

Suasana saat tiba di pelabuhan Tawau, Sabah di Malaysia

Kota Tawau di Negara Bagian Sabah, Malaysia ini juga ramai warga pendatang dari Indonesia yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Hampir di setiap kedai makan, pasar tradisional, pelabuhan  maka kita akan banyak bertemu warga negara Indonesia yang bekerja sebagai TKI dan juga warga negara Indonesia yang sedang berliburan di Tawau. Mayoritas warga Indonesia yang berada di Tawau berasal dari etnis bugis dari Makassar, ada juga yang berasal dari Timor, bahkan Jawa.

Saat saya berkunjung ke Kantor Konsulat Republik Indonesia di sana dengan menggunakan taksi yang ternyata banyak supir taksi di Tawau, Malaysia adalah warga Indonesia yang bekerja di Malaysia. Saya sempat berbincang dengan salah seorang supir taksi yang ada di Tawau jika dirinya ternyata berasal dari Makassar dan sudah menetap lama bertahun-tahun di Malaysia bahkan memiliki isteri yang merupakan warga negara Malaysia. Itulah hal-hal unik yang saya temukan saat berkunjung ke Tawau di Malaysia.


Keramaian lalu-lintas jalan di Kota Tawau, Sabah di Malaysia

Berbagai hotel penginapan berbintang di Kota Tawau, Sabah di Malaysia

Desain tata kota yang teratur dan rapi di Kota Tawau, Sabah di Malaysia

Hubungan warga negara di antara perbatasan Indonesia-Malaysia sudah terjalin mesra bahkan banyak mayoritas warga negara Malaysia di Tawau berasal dari etnis yang sama yaitu etnis bugis dari Makassar (Indonesia) yang dahulu sudah lama menetap lama berpuluh-puluh tahun di Tawau dan akhirnya menjadi warga negara Malaysia dan memiliki banyak kerabat dekat di Indonesia khususnya di Nunukan. Nampaknya, hubungan diplomatik Indonesia-Malaysia yang sempat memanas beberapa waktu lalu antara Jakarta dan Kuala Lumpur mengenai sengketa wilayah perbatasan tidak begitu memengaruhi hubungan harmonis warga yang berada di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia yang sudah terjalin baik cukup lama.

Ramainya perniagaan di Tawau ini menunjukkan kemajuan Malaysia dalam membangun dan memajukan stabilitas ekonominya terutama di wilayah perbatasan. Infrastruktur jalan raya yang cukup memadai disertai lalu-lintas kendaraan di Tawau yang sangat tertib dan teratur bahkan terlihat jelas sangat mengutamakan hak dari para pejalan kaki. Berbagai makanan kuliner yang lezat juga banyak dijual pasar tradisional di Tawau yang terbilang berjejer sangat rapi dan cukup bersih seperti roti canai khas India, ayam bakar, martabak jawa, soto betawi, nasi goreng, nasi campur, nasi lemak, nasi ayam Malaysia bahkan es milo. Konon, kata teman-teman di Nunukan kalau milo buatan Malaysia ini rasanya jauh lebih enak dari milo buatan Indonesia karena rasa kental cokelatnya lebih terasa dam setelah saya mencobanya ternyata memang lebih enak es milo buatan Malaysia. Hehehe...


Banyaknya komplek pertokoan dan tempat hiburan di Kota Tawau, Sabah di Malaysia
Kota Tawau di saat malam hari juga tidak kalah indah. Gemerlap Kota Tawau di Malaysia ini sudah menjadi daya tarik wisata bagi warga perbatasan di Indonesia dalam mengisi kegiatan liburan di akhir pekan karena letaknya geografisnya yang sangat berdekatan. Fasilitas hotel berbintang, mall, pasar tradisional, bioskop, hiburan malam semua sudah tersedia di Tawau, Malaysia. Selain sebagai tempat wisata maka Tawau juga menjadi tempat deportasi bagi warga negara asing yang mengalami masalah keimigrasian khususnya di Negara Bagian Sabah, Malaysia.

Hampir setiap bulan, terdapat masalah mengenai kasus TKI deportan khususnya dari Tawau ke Nunukan yang sering masuk dalam pemberitaan berbagai media massa nasional di Indonesia dengan bermacam-macam kasus seperti overstay, masuk tanpa dokumen lengkap / non prosedural dan lain-lain yang biasanya dikoordinasikan terus dengan semua instansi terkait antara Pemerintah Kerajaan Malaysia dengan perwakilan luar negeri Indonesia yakni Konsulat Republik Indonesia di Tawau dan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Nunukan yang berada di bawah koordinasi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) di Jakarta. Pemulangan deportasi TKI dilakukan melalui kapal jalur laut dari pelabuhan Tawau menuju pelabuhan Tunon Taka, Nunukan untuk dilakukan kegiatan pendataan, penyuluhan, pendampingan dan perlindungan terhadap para TKI.[]


*Nur Bintang adalah pegawai biasa yang bekerja pada salah satu instansi pemerintah vertikal di Nunukan, Kalimantan Utara perbatasan Indonesia-Malaysia.