(Sejarah Kiri-Baru)
Ditulis
oleh: Nur Bintang*
Gerakan “Kiri Baru” atau yang terkenal dengan “New Left” cukup terkenal luas di era
zaman Perang Dingin antara Amerika Serikat yang didukung blok Negara-negara
Eropa Barat melawan Uni Soviet yang didukung blok Negara-negara Eropa Timur.
Era tahun 1960-1970 an merupakan puncak dari gerakan ini. Amerika Serikat mengusung
idiologi kapitalisme sebagai panglima berusaha mati-matian membendung pengaruh idiologi
sosialisme-komunisme yang dipelopori Uni Soviet di dunia terutama ketika
terjadi perebutan kekuasaan pengaruh di kawasan Asia Tenggara oleh kedua Negara
adidaya tersebut sebagai negara pemenang Perang Dunia II yang berhasil
mengalahkan Nazi-Jerman. Lahirnya gerakan kiri baru tidak terlepas dari
pengaruh budaya popular (pop culture)
yang terjadi saat itu di Amerika bersamaan munculnya gerakan-gerakan flower generation, hippies yang melakukan budaya tanding (counter culture). New Left
merupakan gerakan yang dipelopori oleh mahasiswa dan para aktivis social
berhaluan Marxis saat itu di Amerika Serikat yang terkenal dengan sebutan SDS (Student for a Democratic Society). Para
aktivis kiri baru (New Left) merasa
tidak puas dengan idiologi Marxisme yang berkembang saat itu yang dianggap
melahirkan kepemimpinan diktaktor totalitarian yang menindas dan menumpahkan
darah rakyat atas nama revolusi kaum buruh pabrik industri di negara-negara penganut sosialisme-komunisme
serta berusaha mengkritik sekaligus meluruskan teori Karl Marx yang dianggap
sudah usang (ketinggalan zaman) dengan mengusung pemahaman Neo Marxis yang
diadopsi dari “teori kritis” pemikiran para sosiolog, filosof, kritikus budaya
Yahudi-Jerman, anggota Institute for
Social Research yang berimigrasi dari Jerman ke New York (Amerika Serikat)
pada tahun 1933 untuk menghindari terror rasisme anti-semit yang dilakukan pemimpin
fasis Jerman yakni Adolf Hitler waktu itu. Ilmuwan social Jerman yang melarikan
diri dari Jerman ini kemudian menamakan dirinya “Mahzab Frankfurt” yang kajiannya lebih luas tidak hanya membahas soal klasik hubungan krusial antara buruh pabrik industri
dengan pemilik modal melainkan juga membahas persoalan media massa, budaya, kesetaraan
gender, kesetaraan ras, orientasi seksual yang hal ini luput dan tidak dibahas
di dalam teori-teori Marxisme-Tradisional. Antonio Gramschi seorang Neo Marxis
asal Italia selalu diasosiasikan sebagai wujud kebangkitan “Kiri Baru” atau
“Marxisme Modern” yang dimana pemikiran Gramschi sangat berpengaruh di dalam
tradisi pemikiran Mahzab Frankfurt.
Antonio Gramschi (Original Thinker)
Para aktivis kiri baru
(New Left) yang didukung seluruh
universitas dan berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat kemudian terjun
langsung ke berbagai organisasi sosial dan rutin berdemonstrasi merubah diri
sebagai “intelektual organik” mengkritisi habis-habisan paham Marxisme
Tradisional terutama Marxisme Orthodox (Leninisme dan Stalinisme) dan juga menentang
berbagai kebijakan pemerintah Amerika Serikat mengenai persoalan rasisme,
kesetaraan gender, orientasi seksual, kemiskinan, hak-hak sipil, dan pengiriman
tentara sukarelawan perang (wajib militer) Amerika Serikat ke negara Vietnam di
Asia Tenggara dengan dalih wacana membendung pengaruh komunisme. Herbert
Marcuse, filsuf dan ilmuwan social Jerman dari Mahzab Frankfurt yang dulu sempat menjadi guru besar di Universitas Harvard waktu itu muncul
sebagai tokoh ikon dari gerakan kiri baru di kalangan para mahasiswa di Amerika Serikat. Budaya konsumerisme Barat dan Kapitalisme telah menjerumuskan
masyarakat Amerika kala itu ke dalam lembah hidup hedonis dan individualisme
akut. Masyarakat Amerika banyak yang hanya mementingkan kepentingan diri sendiri
dengan mengabaikan solidaritas sosial yang telah ada sehingga berbagai
persoalan diskriminasi bermunculan melanda di Amerika Serikat. Gerakan hippie sebagai wujud gerakan budaya
tanding (counter culture) atas budaya
dominan saat itu kemudian melakukan gaya hidup nomaden sebagai bentuk ekspresi
sosial subkultur masyarakat dari para pekerja kelas menengah di Amerika yang bergaya
hidup bebas, merdeka, alcoholic, dan bersikap anti-diskriminasi
dan anti-dominasi terhadap siapapun.
Informasi mengenai gerakan hippie di Amerika Serikat banyak saya dapat dari membaca buku yang berjudul "Generasi MTV" karya Dadang Rusbiantoro terbitan Jalasutra, Yogyakarta tahun 2008 dan menonton film Hollywood tahun 1994 yang dibintangi aktor kawakan Tom Hanks yang berjudul "Forrest Gump" terutama berkaitan dengan gerakan new
left yang melakukan strategi kebudayaan terhadap youth culture sebagai motor gerakan pemuda untuk menentang
diskriminasi rasial (Black Liberation),
memperjuangkan hak-hak sipil, menentang diskriminasi orientasi seksual (gay and lesbi liberation), menentang
perang nuklir, menentang wajib militer perang Vietnam, dan berbagai penyakit
social yang sedang melanda Amerika kala itu. Para mahasiswa yang berasal dari berbagai universitas-universitas di Amerika Serikat kala itu kabur dari rumah meninggalkan orang tua mereka, membolos kuliah untuk berkumpul bersatu memberontak melawan hegemoni negara, membelot
dengan tidak patuh mengikuti perekrutan wajib militer ke Vietnam yang diadakan di semua lingkungan universitas, dan mengadakan rapat
akbar memprotes kebijakan pemerintah Amerika Serikat di Central Park, New York bahkan sebagian demonstran mahasiswa menduduki
beberapa universitas terkemuka di Amerika Serikat seperti Universitas Berkeley
dan Universitas Columbia, sambil memprotes ketidakadilan social, memprotes diskriminasi
ras dan menuntut untuk mengusut tuntas tragedi terbunuhnya tokoh aktivis afro-america
Martin Luther King, dan menghujat “pelacuran akademik” yang dilakukan para
akademisi/dosen di lingkungan universitas-universitas di Amerika yang dituduh
telah melakukan penelitian dengan hasil riset sesuai permintaan politik
pemerintah Amerika Serikat dengan tujuan strategi pemerintah Amerika untuk
menggiring opini public rakyat di Amerika Serikat walaupun para mahasiswa
dihadapkan oleh serbuan blokade aparat keamanan hingga terjadi bentrokan yang
tak terhindarkan. Peristiwa di Amerika Serikat yang memanas kala itu
menginspirasi John Lennon (vocalist) dan Paul Mc Cartney (bassist) bersama
band-nya “The Beatles” yang sangat fenomenal di dunia saat itu untuk membuat
lagu-lagu protes perdamaian yang berjudul ”Revolution”,
“Hit The Rolling Stones”, “Street Fighting Man” dan lagu karya John
Lennon sendiri yang berjudul “Give Peace
a Chance” sebagai wujud dukungan terhadap gerakan hippie, flower generation (mengusung gaya hidup bebas, memberontak)
dan gerakan mahasiswa intelektual kampus yakni gerakan kiri baru (New Left) di Amerika Serikat saat itu.
John Lennon dan kekasihnya asal Jepang yakni Yoko Ono bahkan melakukan protes
turun ke jalan-jalan bersama para aktivis sosial sambil meneriakkan yel-yel
anti perang Vietnam dan menuliskan sebuah slogan “war is over!”
Demonstrasi 'Flower Power' menentang Perang Vietnam di Washington, Amerika Serikat tahun 1967
'John Lennon' (frontman The Beatles Band) bersama kekasihnya asal Jepang, 'Yoko Ono' menentang kebijakan Amerika Serikat mengenai Perang Vietnam
Gerakan 'New Left' memperjuangkan perdamaian serta persamaan harkat, martabat, derajat ras yang sama di Amerika Serikat pada tahun 1960-an
Film "Forrest Gump" tahun 1994 yang dibintangi aktor Tom Hanks berhasil meraih Academy Awards karena menceritakan gerakan hippie di Amerika Serikat dan protes terhadap Perang Vietnam pada tahun 1960-an
Foto
gambar sosiolog Herbert Marcuse, “Father
of New Left”
:
Istilah “New Left” berasal dari tulisan sosiolog
Amerika C. Wright Mills pada tahun 1960 yang merujuk pada gerakan aktivis
marxis yang merevisi dan meluruskan pemikiran Marx tradisional. Herbert Marcuse, tokoh sosiolog
Yahudi-Jerman anggota Mahzab Frankfurt dicetuskan sebagai “Father of New Left”
karena ikut memimpin, turun ke jalan, dan terjun langsung bersama
mahasiswa-mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat untuk melakukan
protes sosial dan menentang segala bentuk diskriminasi yang dianggap sebagai bagian
kebijakan politik yang ditempuh oleh pemerintah Amerika Serikat. Marcuse juga
mengkritik penggunaan media massa baik televisi maupun koran oleh Pemerintah
Serikat dalam melakukan kampanye propaganda untuk menentang idiologi
sosialisme-komunisme dengan membujuk para pemuda Amerika untuk ikut serta
bergabung dalam wajib militer dan melancarkan perang terhadap negara Vietnam yang saat itu dianggap sebagai
basis komunisme di Asia Tenggara. Reformasi social yang dilakukan gerakan kiri
baru atau new left berusaha melakukan
reformasi secara lebih beradab menghindari revolusi agar tidak terjadi pertumpahan
darah yang selama ini identik dengan jalan revolusi yang dilakukan oleh kaum
Marxis tradisional. Hal ini memang bagian dari strategi para aktivis gerakan
kiri baru dengan melakukan gerakan protes yang dimulai dari lingkungan
universitas sebagai agen perubahan social dan mendistribusikan pemikiran
gerakan protes tersebut ke se-antero Amerika. New Left kehilangan pamornya
setelah berakhirnya Perang Vietnam dan seiring membaiknya stabilitas moneter ekonomi
Amerika pasca Perang Vietnam di tahun 1970-an. Tekanan politik dan tekanan sosial dalam negeri di Amerika Serikat untuk menentang Perang Vietnam yang dipelopori para kaum hippie, flower generation, para mahasiswa, dan aktivis gerakan kiri baru (New Left) di berbagai universitas dan perguruan tinggi Amerika Serikat kala itu telah memaksa Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon untuk mengumumkan kesepakatan 'damai' antara Amerika Serikat dengan Vietnam pada tanggal 23 Januari 1973. Hasilnya Amerika Serikat menjadi pihak yang menderita kekalahan dalam Perang Vietnam dengan jatuh korban tentara di kubu Amerika Serikat yang sangat banyak. Gerakan “New Left” ini pada akhirnya terpecah menjadi beberapa bagian dengan
muncul gerakan-gerakan baru seperti ada yang mengikuti gerakan new left radikalisme yang diusung Fidel
Castro dan Che Guevara dalam revolusi Kuba yang kemudian sangat berpengaruh
dalam iklim politik di Amerika Latin hingga dewasa ini seperti neo-sosialisme yang diusung oleh Hugo Chavez dan Teologi Pembebasan yang diusung oleh pendeta Dom H. Camara, serta ajaran "Maoisme" di Tiongkok di bawah kepemimpinan rezim Mao Zedong di Tiongkok dengan melakukan revolusi sosialisme-komunisme yang pada awal sejarah 'revolusi kebudayaan' berusaha untuk menghancurkan dan menangkapi semua kaum intelektual Tiongkok yang masih mempertahankan ajaran filsafat dari konfusius namun ternyata seiring berjalannya waktu usaha Mao Zedong justru sia-sia karena ajaran konfusianisme tidak bisa dilepaskan dari sejarah budaya Tiongkok itu sendiri maka terjadilah perpaduan sosialisme-komunisme Tiongkok bersamaan dengan semangat ajaran neo-konfusianisme yang marak di Tiongkok hingga sampai detik ini dengan tetap memperjuangkan masyarakat berbasis buruh tani, dan beberapa lainnya ada yang melakukan gerakan new left berjuang dengan menyuarakan aspirasi keadilan negara-negara Dunia Ketiga (berkembang) dari eksploitasi dan dominasi yang dilakukan oleh negara-negara industri maju. Kesimpulannya gerakan "New Left" itu sendiri sebenarnya merupakan bagian wujud bentuk dari keresahan moral.[]
----------------------------------------
----------------------------------------
*Nur
Bintang adalah alumnus pascasarjana sosiologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sumber
Referensi:
-Ahimsa Marquez. (2009).
“John Lennon: Biografi Singkat 1940-1980”.
Yogyakarta. Penerbit: A* Plus Book.
-Dadang Rusbiantoro.
(2008). “Generasi MTV”. Yogyakarta. Penerbit:
Jalasutra.
-Michael Newman.
(2006). “Sosialisme Abad 21: Jalan
Alternatif atas Neoliberalisme”. Terjemahan: Eko Prasetyo Dharmawan.
Yogyakarta. Penerbit: Resist Book.
-Rupert Woodfin dan
Oscar Zarate. (2008). “Marxisme Untuk
Pemula”. Yogyakarta. Penerbit: Resist Book.
-Stuart sim dan Borin
van loon. (2008). “Memahami Teori Kritis”. Yogyakarta. Penerbit: Resist Book.
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat saya mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk Drs Tauhid SH Msi No Hp 0853-1144-2258. siapa tau beliau masih bisa membantu anda, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..
BalasHapus