Ditulis Oleh: Nur Bintang*
This posting tell about social
research in qualitative tradition. Sebagai seorang
pembelajar dan masih terus untuk belajar maka dalam postingan kali ini saya
akan membahas mengenai tradisi penelitian dalam metodologi kualitatif yang dalam kajian keilmuan sosiologi
sebenarnya metode penelitian ini masih tergolong baru setelah selama beberapa
dekade yang lampau terkungkung dalam tradisi positivisme penelitian
kuantitatif yang kaku dan hanya selalu
mengandalkan perhitungan angka statistik di dalam penjelasan fenomena social. Pada
masa lalu penelitian sosiologi selalu berkiblat pada perhitungan angka
statistik (kuantitatif) berbeda dengan penelitian antropologi yang selalu
berkiblat pada penelitian kualitatif deskriptif melalui pendekatan etnografi
berdasarkan observasi langsung hasil data wawancara kepada informan. Namun saat
ini, penelitian kualitatif sudah masuk ke dalam ranah kajian ilmu sosiologi
seiring perkembangan ilmu sosiologi yang kini juga membahas permasalahan
kebudayaan (cultural studies).
Jadi
bisa dibilang kajian sosiologi dan antropologi kini hanya berbeda seperti
benang tipis saja seiring majunya ilmu pengetahuan sosial. Adapun perbedaan
yang sangat menyolok di dalam kajian penelitian kualitatif ini karena
perhitungan data angka statistik deskriptif
bisa diikutsertakan sekedar untuk melengkapi data pokok wawancara yang
menjadi ciri khas dari penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang paling fleksibel (bebas) menurut hemat saya bahkan sewaktu
mengikuti workshop metodologi
penelitian dulu dosen saya pernah berkata, ”Penelitian
kualitatif yang baik adalah penelitian yang ketika kita membaca penelitian itu
serasa seperti membaca sebuah novel”. Ya.. sangat unik dan menarik. Jadi
siapkah anda membuat novel ilmiah ini..?? tapi bukan sembarang tulisan novel
karena di dalam metodologi kualitatif tidak hanya sekedar menulis dan bercerita
secara deskriptif tetapi juga harus menganalisa mengapa fenomena social itu dapat
terjadi. Penjelasan fenomena social itu harus bisa dipertanggung jawabkan
kebenarannya oleh sang peneliti itu sendiri. Berikut adalah tulisan lama saya yang
saya rangkum dari banyak buku mengenai penelitian kualitatif karena posisi saya masih di Jakarta sedangkan buku-buku saya banyak yang tertinggal di kampung maka saya belum sempat mencantumkan referensi bukunya tapi hal tersebut tidak mengurangi keinginan saya untuk terus berbagi ilmu kepada pembaca sekalian. Semoga
bermanfaat!
- Qualitative
Mapping/Pemetaan alur penelitian kualitatif
Saya akan mengambil
contoh judul penelitian kualitatif
di bawah ini:
Demam K-Pop Remaja Sekolahan (Studi kasus tentang
Persepsi dan Sikap Siswa Sekolah "A" terhadap Kebudayaan Pop Korea di Indonesia)
-Latar belakang masalah yang menjelaskan mengapa fenomena social
tersebut menarik dan perlu untuk diteliti serta hal apakah yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang sudah lebih dulu ada.
-Perumusan masalah eksplanatoris yang mengandung paling sedikit dua
variabel yaitu variabel X dan variabel Y. Masing-masing variabel yakni 'persepsi' dan 'sikap' perlu dibuat tabel indikator secara lebih spesifik.
Cth: -Bagaimanakah
persepsi siswa sekolah "A" terhadap kehadiran budaya K-Pop di Indonesia?
-Bagaimanakah sikap siswa sekolah "A" terhadap
kehadiran budaya K-Pop di Indonesia?
-Contoh teori yang bisa digunakan sebagai pisau
analisa masalah:
Teori fenomenologi dari Alred Schultz dengan cara
memahami kesadaran hidup orang lain atau Teori interaksionisme simbolik dari
G.H. Mead dengan
melihat pada konteks behaviorisme psikologi social dengan memusatkan pada aktor
dan perilakunya dalam lingkungan sosialnya (interaksi individu dengan
kelompoknya).
-Penelitian yang cocok membahas penelitian di atas:
Studi kasus:
Mengeksplorasi masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data
yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi
oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari bisa berupa jalannya kegiatan
program, peristiwa, aktivitas, atau individu.
-Saya akan memberi contoh beberapa jenis penelitian yang
sering digunakan dalam disiplin ilmu sosiologi beserta rumusan masalahnya untuk
memberi gambaran lebih jelas mengenai penelitian kualitatif sebagai berikut:
Studi Kasus
Judul
penelitian:
Model Partisipasif Program Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus
di Desa “A”, Kecamatan “B”, Kabupaten “C”).
Rumusan
Masalah:
Bagaimanakah model
partisipasif program pemberdayaan masyarakat di Desa "A" diselenggarakan?
Etnometodologi:
Judul
penelitian:
Dilarang Menikah!
(Kajian Etnometodologi Tentang Larangan Adat Menikah Lintas Desa antara Desa
“A” dan Desa “B”).
Rumusan
Masalah:
Bagaimanakah masyarakat
desa memandang dan menjelaskan aturan adat larangan menikah lintas desa
diantara kedua desa tersebut?
Fenomenologi
Judul
Penelitian:
Pemahaman Perempuan
Pekerja Seks Tentang Kesehatan Reproduksi (Kajian Fenomenologi Perempuan
Pekerja Seks di Lokalisasi “A”).
Rumusan
Masalah:
Bagaimanakah para
perempuan pekerja seks memahami makna dari kesehatan reproduksi?
-Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif :
Etnometodologi: Metode
penelitian yang dilaksanakan dengan mengamati perilaku indvidu atau masyarakat
dalam mengambil tindakan yang disadarinya dan cara mengambil tindakannya.
Fenomenologi:
Metode penelitian yang dilakukan menggambarkan arti dari sebuah pengalaman
hidup dari beberapa orang tentang sebuah konsep atau fenomena.
Studi Kasus:
Metode penelitian yang dilaksanakan dengan mengeksplorasi suatu masalah dengan
batasan terperinci, pengambilan data yang mendalam. Penelitian ini dibatasi
oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa,
aktivitas, atau individu.
Etnografi: Metode penelitian dengan cara mendeskripsikan
kehidupan budaya sehari-hari masyarakat atau suku-suku di pedalaman dengan cara
partisipatif yang mengharuskan peneliti untuk tinggal bersama dengan mereka
selama jeda beberapa waktu tertentu (biasanya para antropolog membutuhkan waktu paling sedikit minimal satu tahun untuk memilih penelitian jenis ini hingga waktu yang tidak terbatas
sesuai dengan kebutuhan peneliti sendiri ketika dalam proses mengumpulkan
data). Penelitian etnografi sekarang juga sudah mulai diadopsi sosiologi dari
kajian ilmu antropologi.
Interaksionisme Simbolik: Metode penelitian yang berusaha menafsirkan
dan menjelaskan tindakan individu dalam kaitan hubungan interaksi individu
sebagai aktor dengan lingkungan sosialnya. Kajian ini biasa digunakan dalam
tema-tema psikologi social.
Grounded Research: Penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan teori terkait dengan hubungan interaksi di dalam fenomena sosial yang bergerak secara empirik hingga ke teoritik. Penelitian ini biasanya dilakukan peneliti tanpa ada praduga teori ketika berada di lokasi penelitian. Analisa teori mengikuti temuan perkembangan fenomena sosial di lokasi penelitian agar menghasilkan penemuan teori yang tepat.
Grounded Research: Penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan teori terkait dengan hubungan interaksi di dalam fenomena sosial yang bergerak secara empirik hingga ke teoritik. Penelitian ini biasanya dilakukan peneliti tanpa ada praduga teori ketika berada di lokasi penelitian. Analisa teori mengikuti temuan perkembangan fenomena sosial di lokasi penelitian agar menghasilkan penemuan teori yang tepat.
CULTURAL STUDIES (Kajian Ilmu Budaya):
Apa itu CDA?
Discourse
berhubungan dengan POWER atau KEKUASAAN dari idiologi, gender, kelas social, etnisitas, golongan
usia dll. Bila merujuk pada pemikiran
Post-Strukturalis dari Perancis yakni Michel
Foucault bahwa kekuasaan
itu tersebar dimana-mana. Relasi kekuasaan dapat dilihat dari “dominasi”
dan “hegemoni” dari sebuah teks tulisan (maksud tulisan), gambar (maksud
gambar), atau film (arah sorot kamera) terhadap objek sesuatu. Kajian Cultural Studies menggunakan pendekatan interdisipliner (berbagai
disiplin ilmu) seperti sosiologi, sastra, sejarah, sosiolinguistik, komunikasi,
analisis media, antropologi, kajian multikultural dll. Lazimnya penelitian ini menggunakan metode
Analisis Wacana Kritis (Critical
Discourse Analysis) yang biasa disingkat dengan CDA dalam bentuk analisis teks maupun analisis gambar/film seperti halnya dalam penelitian semiotika dan hermeunetika.
CDA (Critical
Discourse Analysis) adalah suatu perspektif yang masuk ke dalam ranah studi
“Postmodern” dan bermahzab konstruksionis dalam kaitan bentuk kajian
yang bertemakan Post-Strukturalis dan Post-Kolonial dalam
menafsirkan hubungan relasi kekuasaan yang terdapat di dalam simbol atau bahasa.
Konsep pemikiran CDA berakar dari pengaruh tradisi Marxian (Mahzab Frankfurt)
yang melihat segala suatu fenomena social secara kritis dan penuh kecurigaan
maka CDA tidak menyibukkan diri untuk mencari kebenaran dari suatu fakta dan
realita yang terjadi. CDA lebih memandang fakta
(berbentuk gambar, tulisan, graffiti, maupun percakapan) sebagai suatu
teks yang terkonstruksi berdasarkan kompleksitas konteks dan kepentingan yang
melatar belakanginya. Teks memiliki mekanismenya sendiri ketika diproduksi,
dikonsumsi, dan didistribusikan dengan maksud kepentingan tujuan tertentu.
Dalam hal ini teks merupakan sesuatu yang selalu dipengaruhi dan juga
mempengaruhi teks yang lain meskipun secara metodologi CDA belum
terstandardisasi dengan baik lain halnya seperti positivisme (statistik social)
ataupun fenomenologi yang sudah kokoh standardisasi metodologinya namun
penggunaan CDA saat ini di ranah kajian ilmu-ilmu social sudah semakin dianggap
penting keberadaannya seiring kemajuan teknologi media massa yang semakin
berkembang.
Karakter dan Metode CDA:
-Wacana selalu muncul dalam hubungan kekuasaan yang perinsip dasarnya
adalah: tindakan, konteks, historis, kekuasaan, dan idiologi.
-Bahasa adalah manifestasi dari konteks (lisan atau tulis), situasi
diluar konteks yang mempengaruhi pemakaian bahasa dan wacana (keseluruhan
antara teks dan konteks yang saling menyatu).
Contoh CDA:
Penayangan iklan sabun di televisi yang selalu memakai model wanita
cantik berkulit putih alami. Analisis
wacana kritisnya bahwa wanita cantik tidak selalu identik dengan berkulit
putih, akibat kapitalisasi produk kecantikan lewat media massa di televisi.
Warna kulit hitam juga bisa dikatakan cantik apabila mempunyai karakter “inner
beauty” yang kuat karena memiliki intelegensi kepintaran, sopan-santun, dan
anggun. Jadi konstruksi media yang selalu mewacanakan wanita cantik itu harus
berkulit putih bisa dibantah/dipatahkan kebenarannya.
Level Mikro dan Level Makro dalam penelitian CDA:
-Level Mikro CDA: Penggunaan bahasa, wacana, interaksi verbal, dan
komunikasi.
-Level Makro CDA: Relasi kekuasaan (power),
dominasi/hegemoni, ketidakadilan kelompok social (kaum marginal), idiologi simbol, identitas budaya atau identitas sosial.
---------------------------
---------------------------
*Nur
Bintang adalah alumnus pascasarjana sosiologi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat saya mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk Drs Tauhid SH Msi No Hp 0853-1144-2258. siapa tau beliau masih bisa membantu anda, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..
BalasHapus