Oleh: Nur Bintang
“Bisakah anda
merasionalkan suatu kejadian yang dianggap irasional?”
Tema saya dalam postingan kali ini agak sedikit menyimpang
dari topik penjelasan ilmu sosiologi namun ada sesuatu hal yang menarik di
dalam kajian tema yang saya bahas kali ini bahwa cakupan ilmu sosiologi akan
semakin luas jika tidak hanya membahas interaksi manusia di dalam masyarakat saja
namun juga dapat membahas interaksi manusia dengan makhluk dunia lain yang
berbeda dimensi dalam ruang dan waktu dengan kita sebagai manusia. Sebagai
manusia beragama saya meyakini bahwa Tuhan (Allah SWT) menciptakan juga makhluk
lain selain manusia di dunia ini. Teringat saya pada salah satu tokoh ilmuwan psikolog
di film hantu horror thriller ‘MAMA’ awal tahun 2013 besutan
Hollywood yang dalam salah satu scene
film tersebut mengatakan, “Tidak ada penjelasan rasional yang bisa menjawab ini. Tapi kemampuan
untuk bisa menerima kenyataan lain. Itulah yang membuat ilmu bisa berkembang ke
segala arah…”. Mungkin
hal ini agak terdengar sedikit konyol, gila, atau bahkan aneh namun hal ini
adalah tantangan bagi perkembangan dunia sains sosial untuk dapat belajar serta
menjelaskan sesuatu hal yang dianggap irasional dan selalu dipungkiri selama
ini dengan banyak menggali ilmu pengetahuan (knowledge) secara lebih rasional-eksploratif guna mempertebal rasa keyakinan kita terhadap
kebesaran kekuasaan Tuhan (Allah SWT).
Dari semua pembaca disini
pernahkan ada yang mengalami suatu kejadian aneh yang sulit dijelaskan secara
rasional? Pernahkan anda memiliki pengalaman melihat atau merasakan sedikit kehadiran
makhluk ‘the other’ (hantu) di sekitar anda? Pernahkah anda mendengarkan
sesuatu yang mungkin bahkan tidak pernah didengar oleh orang lain di sekitar
anda? Terlalu sempit dan sombong jika ilmu sosiologi ini hanya sekedar
menjelaskan interaksi antar manusia saja. Sebagai sesama makhluk Tuhan bisa
saja tercipta interaksi parasosial antar manusia dengan makhluk yang berasal dari
dunia lain.. ini yang saya namakan “PARASOCIOLOGY”..
Saya menyukai segala sesuatu yang abnormal untuk mencari tahu kebenarannya agar
dapat dijelaskan sesuatu hal tersebut secara normal, rasional, dan ilmiah.
Untuk mempermudah dalam
kajian “PARASOCIOLOGY” ini mungkin tidak ada salahnya para pembaca telebih
dahulu menonton film horror terbaik sepanjang massa tahun 2012 yang diangkat dari sebuah
buku novel ‘Sussan Hill’ yang berjudul ‘THE
WOMAN IN BLACK’ yang dibintangi aktor kawakan Daniel Radcliffe. Saya
mengakui jika film horror Inggris ini merupakan salah satu film horor terbaik di
dunia pada abad masa kini yang masih sulit untuk dicarikan tandingannya. Ketika
saya menonton film ini sendiri dari layar laptop dengan bergidik ngeri maka
kemudian saya berusaha memberi sedikit
analisa bahwa setiap bagian scene dari
film ini mungkin pernah dirasakan oleh sebagian pembaca sekalian walau tidak
sehebat yang ada di dalam film ini. This is
interaction with ‘the other’! This is about parasocial..
Untuk menjelaskan mengenai
interaksi parasosial bersama makhluk ‘the other’ yang bukan berasal dari dunia kita
maka saya berusaha mencari informasi dengan banyak membaca beberapa literatur
ilmiah dan buku-buku misteri serta bahkan beberapa artikel blog di internet yang
dimana hingga sampai detik ini, saya belum dapat menemukan teori parasosiologi
yang dapat menjelaskan secara pasti fenomena sosial misteri aneh dan unik
semacam ini. Namun kejadian tersebut bisa dimaknai secara fenomenologi dalam
diri seseorang ketika berinteraksi dengan makhluk ‘the other’ yang dalam kasuistis semacam ini bisa disebut dengan
istilah ‘hantu'. Parasosiolog bisa meneliti kejadian interaksi parasosial
unik semacam ini melalui studi yang diterapkan seperti dalam kajian penelitian
deskripsi etnografi namun dengan objek dan kajian yang jauh lebih berbeda
dengan hidup dan tinggal di sebuah ‘haunted
house’ selama beberapa jeda waktu tertentu untuk
mengetahui model interaksi dengan makhluk dunia lain yang menjadi penghuni di
rumah tersebut. Teknik penelitian dari PARASOCIOLOGY ini bisa dinamakan ‘hauntedgrafi’ menurut istilah saya.
Para pembaca sekalian mungkin juga dapat menonton film besutan Hollywood juga tahun 2012 yang berjudul ‘RED LIGHTS’ mengenai investigasi ilmiah yang dilakukan seorang akademisi ilmuwan physicist (ahli fisika) dan seorang profesor psikologi dari sebuah universitas di Amerika Serikat terhadap suatu kejadian aneh dan irasional yang dilakukan oleh paranormal sebagai bentuk kejahatan baru karena dianggap telah melakukan 'kebohongan publik' kepada masyarakat yang terlanjur meyakininya sebagai bagian dari fenomena supranatural yang ada di luar batas kewajaran rasio logika manusia. Selain itu, terdapat film horor menarik tahun 2011 yang berhasil menjembatani antara dunia rasional dan dunia irasional yang berjudul 'INSIDIOUS'. Saya katakan bahwa film horor ini sangat spektakuler bahkan bisa disebut sebagai film postmodern karena berhasil menggambarkan dan menjelaskan hubungan interaksi parasosial dalam dunia alam sadar (rasional) dan dunia alam bawah sadar (irasional) manusia dengan makhluk 'the other' secara gamblang dan menarik dan juga film horor psychology thriller tahun 2003 yang dibintangi aktris Hollywood kenamaan yakni Halle Berry yaitu 'GOTHIKA' yang memerankan tokoh sebagai seorang dokter psikiatri (dr. Miranda Grey) yang ahli dalam psikologi kriminal dimana dia sendiri merasa mengalami delusi halusinasi (kegilaan) karena merasa kesulitan untuk membedakan antara dunia kenyataan dengan dunia fantasi dalam ruang sosialnya. Fenomena kegilaan ini, dirasakan dr. Grey setelah melakukan interaksi parasosial dengan makhluk 'the other'.
Film-film postmodern ini sangat menarik untuk dikaji dan diteliti dari sudut pandang ilmiah karena menurut saya dianggap cukup berhasil menjembatani ruang antara (liminal) yaitu ruang dunia rasional dengan ruang dunia irasional kepada penonton yang dimana fenomena hal tersebut bahkan masih belum dapat terjawabkan/belum dapat terpecahkan dalam social science secara nyata bahkan terkesan luput dan diabaikan dari pengamatan observasi seorang sosiolog bahkan seorang psikolog selama ini. Menurut saya, pandangan terhadap fenomena kasuistis seperti film-film postmodern ini sangat menarik untuk diterapkan dalam riset parasosial dalam cabang social science yang baru yakni 'Parasociology' menurut istilah dan pemikiran saya dengan melakukan studi eksploratif secara khusus untuk dapat mengkaji fenomena kasuistis unik yang selama ini dianggap irasional oleh kebanyakan masyarakat agar dapat ditemukan solusi pemecahan masalahnya secara lebih rasional serta ilmiah.
Para pembaca sekalian mungkin juga dapat menonton film besutan Hollywood juga tahun 2012 yang berjudul ‘RED LIGHTS’ mengenai investigasi ilmiah yang dilakukan seorang akademisi ilmuwan physicist (ahli fisika) dan seorang profesor psikologi dari sebuah universitas di Amerika Serikat terhadap suatu kejadian aneh dan irasional yang dilakukan oleh paranormal sebagai bentuk kejahatan baru karena dianggap telah melakukan 'kebohongan publik' kepada masyarakat yang terlanjur meyakininya sebagai bagian dari fenomena supranatural yang ada di luar batas kewajaran rasio logika manusia. Selain itu, terdapat film horor menarik tahun 2011 yang berhasil menjembatani antara dunia rasional dan dunia irasional yang berjudul 'INSIDIOUS'. Saya katakan bahwa film horor ini sangat spektakuler bahkan bisa disebut sebagai film postmodern karena berhasil menggambarkan dan menjelaskan hubungan interaksi parasosial dalam dunia alam sadar (rasional) dan dunia alam bawah sadar (irasional) manusia dengan makhluk 'the other' secara gamblang dan menarik dan juga film horor psychology thriller tahun 2003 yang dibintangi aktris Hollywood kenamaan yakni Halle Berry yaitu 'GOTHIKA' yang memerankan tokoh sebagai seorang dokter psikiatri (dr. Miranda Grey) yang ahli dalam psikologi kriminal dimana dia sendiri merasa mengalami delusi halusinasi (kegilaan) karena merasa kesulitan untuk membedakan antara dunia kenyataan dengan dunia fantasi dalam ruang sosialnya. Fenomena kegilaan ini, dirasakan dr. Grey setelah melakukan interaksi parasosial dengan makhluk 'the other'.
Film-film postmodern ini sangat menarik untuk dikaji dan diteliti dari sudut pandang ilmiah karena menurut saya dianggap cukup berhasil menjembatani ruang antara (liminal) yaitu ruang dunia rasional dengan ruang dunia irasional kepada penonton yang dimana fenomena hal tersebut bahkan masih belum dapat terjawabkan/belum dapat terpecahkan dalam social science secara nyata bahkan terkesan luput dan diabaikan dari pengamatan observasi seorang sosiolog bahkan seorang psikolog selama ini. Menurut saya, pandangan terhadap fenomena kasuistis seperti film-film postmodern ini sangat menarik untuk diterapkan dalam riset parasosial dalam cabang social science yang baru yakni 'Parasociology' menurut istilah dan pemikiran saya dengan melakukan studi eksploratif secara khusus untuk dapat mengkaji fenomena kasuistis unik yang selama ini dianggap irasional oleh kebanyakan masyarakat agar dapat ditemukan solusi pemecahan masalahnya secara lebih rasional serta ilmiah.
Seumur hidup, saya pernah mengalami tiga kali kejadian
mistis dalam kaitan interaksi parasosial dengan makhluk ‘the other’ ini. Pertama, ketika dulu saya masih duduk
di bangku Sekolah Dasar (SD) kelas 4 ketika saat tengah malam saya tidur di dalam
kamar rumah sering mendengar suara cekikan wanita yang tertawa keras di halaman
rumah namun anehnya semua keluarga saya termasuk ayah, ibu, dan kakak saya
tidak pernah mendengar suara cekikikan wanita ini kecuali hanya saya. Rasa
penasaran menuntun saya untuk mengendap-endap dengan rasa takut khas anak kecil
untuk mengintip melalui kaca jendela rumah untuk mengetahui apa yang terjadi
namun yang tampak hanyalah halaman rumah yang terlihat sepi dengan ramainya bising
suara jangkrik dan anehnya setelah saya kembali ke kamar tidur maka suara
cekikikan wanita yang tertawa itu muncul kembali dengan jauh lebih keras hingga
sampai sebelum adzan shubuh bahkan saya saat tidur ketika itu sambil menutup
kepala dengan bantal karena merasa ketakutan dengan menahan kencing (saya selalu
tersenyum jika mengingat kejadian lucu ini). Rumah saya di perumahan kebetulan saat
itu memang sangat sepi, gelap, dan jauh dari keramaian dengan posisi rumah
berada di depan sawah serta pekarangan kebun yang dibatasi aliran sungai dan
jembatan kecil. Selain itu, dulu saya ketika masih anak kecil saat tidur di
dalam kamar juga sering mendengar suara wanita yang sedang menangis saat tengah
malam di pekarangan kebun di luar rumah yang kebetulan disana terdapat pohon mangga
besar sebelum pohon itu ditebang seperti kondisi sekarang, awalnya takut namun
akhirnya terbiasa juga dan saya anggap sebagai angin lalu (ketika itu perumahan
kami hanya masih ada sedikit rumah dan tidak seramai seperti sekarang) bahkan
ketika tengah malam dulu, ketika saya hendak pergi ke WC di rumah, saya juga
sering mendengar suara laju kereta api beserta suara lokomotifnya. Di luar
komplek perumahan saya dulu memang terdapat jalur rel baja kereta api menuju
pabrik gula di daerah Banyumas eks peninggalan kolonial Belanda yang sudah lama
tidak terpakai.
Pengalaman kedua, ketika
saya saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 2 dimana kami sekeluarga
(ayah, ibu, dan kakak) untuk sementara pindah rumah ke kontrakan yang baru
karena rumah kami yang lama sedang mengalami renovasi total. Di rumah kontrakan
kami yang baru, pernah kami sekeluarga mengalami interaksi parasosial dengan
makhluk ‘the other’ ini ketika saat tengah malam ada suara langkah kaki orang
berlari-lari menabrak semua perabotan yang ada di dapur bahkan hingga
menjatuhkan panci dan makanan yang ada di dapur, mengacak-ngacak pakaian yang
sudah diseterika dan suara langkah kaki yang keras ini bahkan sampai terdengar oleh kami sekeluarga maka kami sekeluarga seperti ayah, ibu, kakak, dan saya
sampai bangun dari tidur untuk melihat apa yang terjadi di belakang rumah karena
khawatir jika nanti ada kehadiran maling/ pencuri yang hendak memasuki rumah kami dan anehnya lagi suara
langkah kaki orang yang berlari-lari di tengah malam itu hilang dengan
menyisakan beberapa perabot dapur yang berantakan yang hal ini tidak bisa
dilakukan oleh binatang tikus atau kucing sekalipun karena kerasnya jejak suara
langkah kaki orang yang sedang berlari tersebut yang kemudian hilang dalam
sekejap ketika kami masing-masing membuka pintu belakang rumah. Kebetulan saat
itu adalah malam jum’at dan pas di belakang rumah kontrakan kami saat itu
adalah rumah kosong yang sudah lama ditinggalkan oleh penghuninya. Saya kemudian
berinisiatif bergegas dengan memanggil dua orang penjaga pos ronda malam yang saat
itu sedang bertugas untuk melihat kondisi rumah kosong yang ada di belakang
rumah kontrakan kami karena suara jejak langkah kaki orang berlari itu serasa
hilang setelah mendekati tembok rumah kosong yang bersebelahan dengan tembok
tinggi rumah kontrakan kami. Hasil pengecekan yang kami lakukan adalah nihil karena
tidak ada seorangpun di dalam rumah kosong itu. Hal ini masih menjadi teka-teki
saya bahkan mungkin keluarga saya hingga sampai saat ini bahwa siapakah orang
yang berlari-lari di ruang dapur rumah kontrakan pada tengah malam saat itu?
Pengalaman ketiga,
ketika saat saya masih duduk di bangku Sekolah Menegah Umum (SMU) kelas 2. Ketika itu
di sekolah ada kegiatan ulang tahun sekolah dan setelah selesai mendekorasi ruangan
kelas kami masing-masing maka saya bersama teman-teman yang lain bersantai
sambil tidur di ruangan kelas sebelah. Sekolah saya ini memang unik karena
bentuk sekolah sebagian masih mempertahankan ornamen bangunan model peninggalan
zaman kolonial Belanda. Ketika tengah malam dalam suasana gelap saat itu kira-kira
jam 1 dini hari karena saya sangat mengantuk dengan tidur selonjor di atas meja dekat jendela kelas yang
agak sedikit terbuka yang berbatasan langsung dengan tembok sekolah dan jalan
masuk dari halaman sebuah sekolah tingkat SMP. Interaksi parasosial makluk ‘the other’ ini kemudian terjadi
dimana ketika saya dan teman-teman tertidur lalu kemudian saya mendengar
berbagai suara aneh di sekolah terutama di dalam kelas dari suara wanita yang
menangis sangat keras dan berlangsung sangat lama kemudian disusul oleh
suara teriakan bayi menangis yang terdengar lebih keras di dalam ruangan kelas yang saya dan
teman-teman tempati namun karena rasa kantuk dari saya yang sangat kuat maka
saya tidak terlalu menggubris suara itu, saya masih berpikiran positif mungkin
itu adalah anak dari penjaga kantin sekolah yang sedang menangis. Suara itu
baru hilang ketika adzan shubuh berkumandang. Ketika saya bangun dari tidur
saya baru sadar bahwa apa yang saya dengar tadi malam adalah suara dari makhluk
‘the other’ karena tidak mungkin suara bayi menangis ada di dalam ruangan
kelas. Dari sekitar 10 orang teman saya yang tertidur di dalam kelas hanya 2
orang yang mendengar suara misterius tersebut yaitu saya dan salah satu lagi
teman saya yang katanya semalam mendengar suara bayi menangis di dalam kelas.
Ini adalah sekelumit pengalaman horror saya yang didapat melalui pendengaran
suara.
Interaksi parasosial dari
makhluk ‘the other’ ini bisa dilakukan bermacam-macam untuk menarik perhatian
manusia sebagai bentuk sinyal komunikasi dari mereka. Sebagian pengalaman yang
saya ceritakan pada postingan kali ini adalah kebanyakan melalui pendengaran
suara namun mungkin ada dari pembaca sekalian yang mungkin memiliki pengalaman
sendiri soal interaksi parasosial dengan makhluk ‘the other’ yang tidak
sekedar mendengar suara-suara aneh tetapi mungkin melihat penampakan makhluk
‘the other’ walau hanya nampak sekilas atau sekelebat bayangan yang melintas
dan lalu menghilang. Penjelasan secara ilmiah memang sangat sulit untuk
dijelaskan namun dari adanya kajian PARASOCIOLOGY ini bisa menjelaskan
bentuk-bentuk interaksi para-sosial dari makhluk ‘the other’ yang berusaha
ingin menarik perhatian manusia karena ingin berkenalan melalui cara-cara yang
mungkin dianggap tidak biasa bagi kebanyakan manusia itu sendiri.
Walaupun terdengar sangat
irasional namun beberapa kasus yang menunjukkan interaksi para sosial antara
manusia dengan makhluk ‘the other’ adalah ilmiah, masuk akal, dan
rasional sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan (Allah SWT). Parasosiolog
istilah pandangan dari saya terhadap ilmuwan yang berusaha memahami hubungan
interaksi parasosial antara manusia dengan makhluk ‘the other’ yang berbeda
dimensi ini. Saat ini mungkin hanya pendekatan fenomenologi dari pengalaman
para aktor parasosial dari manusia yang mungkin bisa menjelaskan hal ini
tentang bagaimana mereka memiliki pengalaman saat saling berinteraksi.
Kehidupan makhluk ‘the other’ juga hampir serupa seperti manusia pada umumnya dimana
mereka juga hidup berkeluarga, berkelompok dan bersosialisasi serta memiliki
lingkungan tempat tinggal yang tidak terjamah manusia. Untuk melakukan wawancara terhadap makhluk ‘the
other’ ini mungkin bisa dilakukan melalui sukarelawan yang mau menjadi medium
pihak ketiga namun dengan catatan khusus harus dilakukan melalui pengawasan dari orang yang benar-benar ahli dalam hal
kajian postmo semacam ini yang benar-benar profesional serta tidak ada indikasi untuk melakukan kebohongan. Untuk mendapatkan gambaran deskripsi secara jelas para ilmuwan parasosiolog harus melakukan kajian riset mendalam melalui penelitian ‘hauntedgrafi’ menurut
istilah pemahaman saya dengan tinggal selama jeda waktu beberapa tertentu di lokasi
penelitian yang dianggap 'haunted' lalu kemudian sang peneliti parasociology ini kemudian mencatat secara deskriptif
analitik tentang pengalaman komunikasi dan interaksi parasocial seperti apa yang berhasil didapatkan dan dimaknai melalui pengalamannya selama berinteraksi parasosial dengan makhluk ‘the other’ ini seperti apa yang
dilakukan tokoh utama Arthur Kipps seorang travel lawyer dalam film ‘THE WOMAN
IN BLACK’. Who knows..? []
(TULISAN INI HANYA SEKEDAR GAGASAN OPINI PEMIKIRAN LIAR DARI
SAYA SEKALIGUS UNTUK MEMBANTAH PENDAPAT SKEPTIS SOSIOLOG KRITIS MAHZAB FRANKFURT YAKNI 'MAX HORKHEIMER' BAHWA RASIONALITAS SECARA KRITIS MANUSIA TERHADAP KEBERADAAN SUATU KEKUASAAN SISTEM SUATU SAAT AKAN KEMBALI PADA KEIRASIONALITAS-NYA NAMUN SAYA MEMBANTAHNYA BAHWA FENOMENA IRASIONAL DI DALAM KEKUASAAN SISTEM YANG SELAMA INI DIPUNGKIRI OLEH KEBANYAKAN MANUSIA JUGA DAPAT MENJADI BENTUK DARI SEBUAH KEJADIAN YANG BISA DIANGGAP RASIONAL SECARA KRITIS).
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat saya mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk Drs Tauhid SH Msi No Hp 0853-1144-2258. siapa tau beliau masih bisa membantu anda, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..
BalasHapus